"Bisogna smettere di credere che esista un amore puro e un amore sporco, un amore divino e uno infernale, un amore sacro e uno profano. L'amore è attrazione, desiderio, piacere... e basta! Niente domande, né progetti, né fantasticherie di futuri matrimoni, né schemi in cui inserirlo."
Quante domande inutili ci facciamo quando parliamo d'amore: "È la persona giusta?", "Durerà?", "Sto amando in modo sbagliato?". E soprattutto: "Ma fra noi due è sesso o amore?". Il sesso è amore, il vero amore. Il resto sono sentimenti più superficiali, più ragionati, meno autentici: l'amore è tutto nell'evento del sesso, non c'è nient'altro da cercare o da sapere.
he,....good morning..
RispondiEliminawhy your wedgets translate not available to indonesia language?
i am with linux operating system
ciao....
edi
i don't know u must to ask at google...bye
RispondiElimina"Kami harus berhenti percaya bahwa ada yang murni dan cinta kasih yang kotor, yang mencintai Allah dan neraka dari cinta yang suci dan najis. Cinta adalah daya tarik, keinginan, senang dan cukup ...! Tidak ada aplikasi atau proyek, atau fantasi dari masa depan pernikahan, atau diagram yang menyertakannya. "
Berapa pointless pertanyaan yang kami lakukan ketika kita berbicara tentang kasih: "Ia adalah orang yang tepat?", "Mengapa terakhir?", "I'm loving jadi salah?". Dan di atas semua: "Tetapi di antara kami adalah dua jenis kelamin atau cinta?". Sex is love, true love. Sisanya perasaan yang lebih dangkal, lebih masuk akal, kurang benar adalah kasih pada semua jenis kelamin, ada apa-apa lagi untuk mencari tahu atau.